Link2Communion.com
Selamat Datang di blog sederhana ini,mudah mudahan bisa share dan bermanfaat banyak bagi anda

October 09, 2010

CERITA BIJAK : SALAH PERSEPSI

Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki
seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang
dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin
membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi,
mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang
berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat
menyayangi anjing tersebut. Suatu hari, si petani harus menjual hasil
panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia
meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya
menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi
di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan
anjing mereka. Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari
menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang-
ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya.
Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si
anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil
menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing
berlumuran darah segar. “Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran
darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris,
ketakutan, dan mulai terisak menangis. “Ha…benar! Kurang ajar kau
anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut
berteriak panik. Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih
sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai
bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar
kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata,
sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya. Bergegas kedua suami
istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar,
tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai.
Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan
darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera sadar bahwa darah
yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak
memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal
telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah
membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka
tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali. Sungguh
mengenaskan. Gara-gara emosi dan kemarahan yang membabi buta dari
ulah manusia, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela
majikannya, harus mati secara tragis. Saya rasa demikian pula di
kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan
bahkan peperangan, muncul dari emosi yang tidak terkontrol. Karena
itu, saya sangat setuju dengan kata-kata: ”Jangan mengambil keputusan
apapun disaat emosi sedang melanda.” Sebab, bila itu yang dilakukan,
bisa fatal akibatnya. Sungguh, kita butuh belajar dan melatih diri agar
disaat emosi, kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak.

0 comments:

Post a Comment

Bebas komentar, asalkan tidak mengandung SARA, penghinaan, ataupun hall2 yg tidak sopan, juga tidak untuk beriklan ataupun promosi.

 

About Me

My photo
SELALU SUKA MENCOBA DENGAN HAL HAL YANG BARU, MENANTANG, DAN MEMACU ADRENALIN, TAPI MASIH DALAM KORIDOR ETIKA. OKE

Followers

MY FUN BOOKS